Rabu, 28 Desember 2011

Teropong Bintang Boscha


Bosscha
Observatorium Bosscha merupakan tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha didirikan pada tanggal 1 Januari 1923 oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda pada masa penjajahan dulu. Pembangunan observatorium ini semula bertujuan untuk memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda (Indonesia).
Observatorium yang sebagian besar didanai oleh Karel Albert Rudolf Bosscha seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar ini bertempat di kawasan Lembang, tepatnya 15 kilometer di bagian utara Kota Bandung, Jawa Barat. Berada di atas tanah seluas 6 hektar dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, membuat kawasan ini dianggap cocok menjadi tempat mengamati bintang-bintang, planet-planet dan benda-benda langit lainnya, selain memberikan udara yang sejuk dan pemandangan yang indah, karena dulu pada masa pembangunannya dalam radius lima kilometer daerah ini relatif masih kosong sehingga masih terbebas dari polusi cahaya yang bisa mengurangi kualitas pembentukkan citra atau hasil pengamat terhadap benda langit yang sedang diamati.
Observatorium terbaik di Asia Tenggara ini mempunyai lima buah teleskop besar, yaitu Teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Schmidt Bima Sakti, Teleskop Refraktor Bamberg, Teleskop Cassegrain GOTO dan Teleskop Refraktor Unitron. Setiap teleskop mempunyai spesifikasi tersendiri dan digunakan untuk keperluan berbeda-beda. Setiap tahun sekitar 60.000 orang, yang 80%nya adalah pelajar, mengunjungi observatorium ini untuk melihat temuan pakar-pakar dunia atas benda-benda langit. Sejak didirikan, tak kurang 500 kertas kerja telah dihasilkan oleh Observatorium Bosscha.

Masjid Agung Demak


Masjid Agung Jawa Tengah merupakan salah satu masjid termegah di Indonesia. Masjid dengan arsitektur indah ini mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006. Kompleks masjid terdiri dari bangunan utama seluas 7.669 meter persegi dan halaman seluas 7.500 meter persegi.  Masjid Agung Jawa Tengah terletak di jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.
Masjid yang mampu menampung jamaah tidak kurang dari 15.000 ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2006. Upacara peresmian ditandai dengan penandatanganan batu prasasti setinggi 3,2 m dan berat 7,8 ton yang terletak di depan masjid. Prasasti tersebut terbuat dari batu alam yang berasal dari lereng Gunung Merapi.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga merupakan obyek wisata terpadu pendidikan, religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini, pengunjung dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Roma dan Arab. Arsitektur Jawa terlihat pada beberapa bagian, misalnya pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Ciri arsitektur Timur Tengah (Arab) terliat pada dinding masjid dinding masjid yang berhiaskan kaligrafi. Selain itu, di halaman Masjid Agung Jawa Tengah terdapat 6 payung hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara otomatis yang merupakan adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat di Kota Madinah. Masjid ini juga sedikit dipengaruhi gaya arsitektur Roma. Gaya itu nampak pada desain interior dan lapisan warna yang melekat pada sudut-sudut bangunan.
Selain bangunan utama masjid yang luas dan indah, terdapat bangunan pendukung lainnya. Bangunan pendukung itu di antaranya: auditorium di sisi sayap kanan masjid yang dapat menampung kurang lebih 2.000 orang. Auditorium ini biasanya digunakan untuk acara pameran, pernikahan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sayap kiri masjid terdapat perpustakaan dan ruang perkantoran yang disewakan untuk umum. Halaman utama masjid yang terdapat 6 payung hidrolik juga dapat menampung jamaah sebanyak 10.000 orang.
Keistimewaan lain masjid ini berupa Menara Asmaul Husna (Al Husna Tower) dengan ketinggian 99 m. Menara yang dapat dilihat dari radius 5 km ini terletak di pojok barat daya masjid. Menara tersebut melambangkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah. Dipuncak menara dilengkapi teropong pandang. Dari tempat ini pengunjung dapat menikmati udara yang segar sambil melihat indahnya Kota Semarang dan kapal-kapal yang sedang berlalu-lalang di pelabuhan Tanjung Emas. Di masjid ini juga terdapat Al qur`an raksasa tulisan tangan karya H. Hayatuddin, seorang penulis kaligrafi dari Universitas Sains dan Ilmu Al-qur`an dari Wonosobo, Jawa Tengah. Tak hanya itu, ada juga replika beduk raksasa  yang dibuat oleh para santri Pesantren Alfalah Mangunsari, Jatilawang, Banyumas, Jawa Barat.
Di area Masjid Agung Jawa Tengah terdapat berbagai macam fasilitas seperti perpustakaan, auditorium, penginapan, ruang akad nikah, pemandu wisata, museum kebudayaan Islam, cafe muslim, kios-kios cenderamata, buah-buahan, dan lain-lain. Selain itu, terdapat juga berbagai macam sarana hiburan seperti air mancur, arena bermain anak-anak, dan kereta kelinci yang dapat mengantarkan pengunjung berputar mengelilingi kompleks masjid ini.
Untuk memasuki kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, pengunjung tidak dipungut biaya. Namun, jika pengunjung ingin memasuki area tertentu seperti Menara Asmaul Husna, pengunjung diwajibkan membayar Rp 3.000 per orang untuk jam kunjungan antara pukul 08.00-17.30 WIB. Dan apabila pengunjung datang pada jam 17.30-21.00 WIB tarif tersebut meningkat menjadi Rp 4.000 per orang. Untuk pengunjung yang ingin menggunakan teropong yang terdapat di Menara Asmaul Husna itu, maka pengunjung harus mengeluarkan ongkos tambahan sebesar Rp 500,- per menit.
Pada saat liburan, masjid banyak di kunjungi wisatawan yang berasal dari berbagai daerah. Bahkan beberapa turis mancanegara, khususnya muslim banyak yang meluangkan waktu berkunjung ke masjid ini untuk beribadah sekaligus berwisata.  

Masjid Kubah Mas

Masjid Kubah Mas

Masjid Kubah Emas merupakan sebuah masjid megah yang berdiri di Kota Depok, tepatnya Masjid ini terletak di Jalan Meruyung, Kelurahan Limo, Kecamatan Cinere, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Ciri khas masjid ini terletak pada atap kubahnya yang terbuat dari emas 24 karat. Bangunan masjid ini mempunyai luas sekitar 8 hektar dan menempati area tanas seluas 60 hektar. Konon, karena kemegahannya, masjid ini sering disebut sebagai masjid termegah di Asia Tenggara, melebihi Masjid Istiqlal di Jakarta.
Masjid ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, pengusaha asal Banten, yang telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid ini mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai sekitar akhir tahun 2006. Dan dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha. Dengan luas kawasan 50 hektar, bangunan masjid ini menempati luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8000 meter persegi. Masjid ini sendiri dapat menampung sekitar kurang lebih 20.000 jemaah.
Masjid Kubah Emas memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter. Selain itu di dalam masjid ini terdapat lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton.
Selain itu, relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar masjid yang berjumlah 168 buah berlapis bahan prado atau sisa emas.
Secara umum, arsitektur Masjid Kubah Emas mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah, menara, halaman dalam , dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen. Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Pada bagian interiornya, masjid ini menghadirkan pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama warna krem, untuk memberi karakter ruang yang tenang dan hangat. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia. Pada bagian luar Masjid Kubah Emas terdapat taman luas yang mengitari masjid. Taman ini ditumbuhi pepohonan rindang yang dapat memunculkan suasana sejuk dan asri bagi pengunjung. Konsep penataan taman ini merupakan kolaborasi antara arsitektur bangunan masjid bernuansa Timur Tengah dengan suasana lingkungan tropis Indonesia.
Akses ke masjid kubah emas tidak terlalu sulit, karena dapat ditempuh dari beberapa arah. Bila berangkat dari arah Terminal Depok, pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi dapat mengambil jalan menuju arah Kecamatan Sawangan. Setelah sampai di pertigaan Parung Bingung, pengunjung disarankan berbelok ke kanan ke arah Kecamatan Cinere, lalu menuju lokasi masjid. Jarak antara pertigaan Parung Bingung ke lokasi masjid sekitar 3—4 km. Untuk pengunjung yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, dari Terminal Kota Depok, dapat berangkat dengan menggunakan jasa angkutan kota (angkot) nomor 03 menuju pertigaan Parung Bingung. Dari pertigaan ini, pengunjung disarankan menggunakan ojek menuju Masjid Kubah Emas. Kota Depok berjarak sekitar 7 km dari Masjid Kubah Emas. Sedangkan untuk pengunjung yang berangkat dari Terminal Lebak Bulus atau Terminal Pondok Labu di Jakarta Selatan, dapat menggunakan jasa angkutan kota (angkot) bernomor 102 menuju pertigaan Parung Bingung, kemudian belok kanan menuju arah lokasi masjid.
Wisatawan yang berkunjung ke masjid ini dikenai biaya parkir kendaraan. Untuk rombongan bus dikenai tarif parkir sebesar Rp 10.000, untuk mobil keluarga dikenai tarif 3.000, sedangkan pengendara roda dua hanya sebesar Rp 2.000. Masjid Kubah Emas dibuka setiap hari untuk umum pada pukul 04.00—06.00 WIB dan pada pukul 10.00—20.00 WIB. Pada hari Kamis, masjid ini ditutup untuk persiapan kebersihan shalat Jumat.
Di masjid ini terdapat fasilitas-fasilitas penunjang yang bisa membuat pengunjung semakin betah berlama-lama di sini, di antaranya mini market, restoran, kios makanan, toko butik, rumah penginapan, gedung serbaguna, auditorium, gedung Islamic Center, dapur umum, dan toko suvenir. Wisatawan yang berniat mampir ke toko suvernir dapat membeli aneka cenderamata, seperti cangkir, pin, kaos, mukena, sajadah, songkok, dompet, jam, piring, dan lain-lain. Tidak hanya itu, masjid ini juga mempunyai tempat parkir seluas 7.000 meter persegi yang dapat menampung 300 kendaraan roda empat atau 1.400 kendaraan bermotor. Sistem pengamanan kompleks masjid ini diserahkan kepada satpam yang bertugas di lokasi masjid. Pengunjung yang ingin berwisata rohani ke masjid ini juga dapat mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan masjid ini secara rutin, di antaranya kegiatan tausiyah umum setiap hari Selasa, Rabu, Sabtu, dan Minggu pada pukul 10.30—12.00 WIB.

Senin, 26 Desember 2011

Laguku


Dengarlah laguku
Lagu ini pelipurlara
Baik suka juga duka
Semua bersuka cita

Desir alunan melodi
Bersenandung riang
Menyanjung hati melayang
Layang dalam impian

Kicau burung menyambut merdu
Setiap kata yang terpacu
Dari lidah yang berseru
Untuk tetap berlagu

Terdengar rangkaian lirik
Menyapa dengan lembut
Diantara hiruk pikuk
Sibuk pikiran hati

Goa Jatijajar


Obyek wisata Goa Jatijajar yang berada di sisi paling Barat Kabupaten Kebumen. Lebih tepatnya berada di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, sekitar 42 km arah Barat Daya pusat kota Kebumen. Panjang goa ini mencapai  250 meter. Asal nama Goa Jatijajar didapat dari dua pohon jati yang tumbuh besar dan sejajar di muka pintu goa, sehingga goa tersebut diberi nama Goa Jatijajar. Banyak potensi sejarah yang terkandung di dalamnya, khususnya bidang geologi yang bisa dinikmati di tempat ini. Keistimewaan goa ini karena banyak terdapat stalagmit dan juga pilar atau tiang kapur, yaitu pertemuan antara stalagtit dengan Stalagmit. Semua stalagtit dan stalagmitnya  terbentuk dari endapan tetesan air hujan yang sudah bereaksi dengan batu-batu kapur. Goa Jatijajar berada di kaki pegunungan kapur. Objek wisata ini sungguh menarik. Pegunungan kapur ini memanjang dari utara dan ujungnya di selatan menjorok ke laut berupa sebuah tanjung.
Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, yang hampir selalu menyimpan legenda, Goa Jatijajarpun tak terkecuali. Menurut cerita yang beredar, Goa Jatjajar ini pada zaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. Visualisasi dari legenda tersebut dapat kita lihat dalam diorama yang ada di dalam goa itu.
Masuk ke dalam goa ini, menimbulkan rasa cemas. Karena anda akan merasa seperti masuk ke dalam mulut binatang purba Dinosaurus. Tambah ngeri lagi jika membayangkan gelapnya suasana di dalam perut dinosaurus tersebut. Namun rasa cemas itu segera sirna, sebab ruangan diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut goa cukup lebar, namun ruang perut dinosaurus lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalagtit dan stalagmit serta diorama legenda Lutung Kasarung.
Setelah puas menyaksikan sajian ini, perjalanan dilanjutkan dengan menuruni tangga menuju ruang yang merupakan bagian ekor dari dinosaurus tersebut. Di dalam ruang ini, Anda dapat melihat sumber mata air yang disebut Sendang. Jumlah sendang tersebut ada 4 buah, yaitu Sendang Mawar, Kantil, Jombor dan Puserbumi. Sendang Mawar dipercayai mempunyai kekuatan gaib yang bisa membuat seseorang tetap awet muda, karenanya setiap pengunjung selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka dengan air Sendang Mawar tersebut.
Dipenuhi oleh rasa kagum dan terpesona, tanpa terasa Anda telah menempuh jarak 250 meter menyusuri perut dinosaurus. Tidak hanya itu, tanpa disadari, Anda telah masuk ke perut bumi sedalam 40 meter. Benar-benar suatu petualangan yang santai yang hanya bisa dicicipi di Taman Wisata Goa Jatijajar.
Obyek wisata Goa Jatijajar dilengkapi taman yang asri yang dilengkapi dengan taman bermain. Taman ini diberi nama Pulau Kera, karena di taman ini terdapat banyak patung kera. Di gerbang mulut Goa Jatijajar, terdapat lubang di antara stalagmit, sehingga bila cahaya matahari masuk terlihat sangat indah. Untuk menuju ke obyek wisata ini telah tersedia sarana dan prasara transportasi, penginapan serta rumah makan yang relatif representatif. Patung Dinosaurus yang seolah memuntahkan air dalam lokasi wisata ini sebenarnya merupakan muara dari mata air dari dalam Goa Jatijajar yang tiada pernah berhenti walau musim kemarau sekalipun. Di samping Goa Jatijajar, masih terdapat goa yang lain seperti Goa Dempok ini. Stalagtit yang terdapat di dalam Goa Dempok terbentuk secara alami selama ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Hingga kini masih terjaga keasliannya. Goa Intan berada satu lokasi dengan obyek wisata Goa Jatijajar. Goa ini memiliki keunikan tersendiri dengan langit goa yang relatif tidak terlalu tinggi.

Air Terjun Grojogan Sewu

Tawangmangu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kecamatan ini ternama karena merupakan daerah wisata yang sangat sejuk. Terletak kurang lebih 37 km timur kota Solo. Tawangmangu dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang bisa ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota Surakarta (Solo). Tempat ini sejak masa kolonial Belanda telah menjadi tempat berwisata. Dengan tiket yang cukup murah, hanya 6.000 rupiah pengunjung sudah dapat menikmati alam pegunungan yang sejuk serta air terjun yang indah. Dengan adanya potensi ini menjadikan taman wisata tawangmangu bernuansa tenang, tetapi penuh dinamika yang sifatnya natural. Obyek tujuan wisata utama adalah Air Terjun Grojogan Sewu (tinggi 81 m). Di tempat tetirah ini tersedia berbagai sarana pendukung wisata seperti kolam renang dan berbagai bentuk penginapan. Obyek wisata Tawangmangu memiliki daya tarik keindahan yang memukau dan sangat indah.
Letak geografis Kabupaten Karanganyar terletak antara 110º 40' BT - 110º 70' BT dan antara 7º 28' LS - 7º4 6' LS dengan luas wilayah mencapai 772,20 km². Tawangmangu menyuguhkan kenikmatan panorama alam yang indah dengan udara sejuk yang sungguh mempesona. Ketinggian Air Terjun Tawangmanggu ini mencapai 1.100 meter di atas permukaan air laut, memiliki keindahan yang menakjubkan untuk dinikmati wisatawan. Panorama air terjun alami setinggi 81 meter ini berada di tengah hutan lindung yang didiami oleh satwa kera yang jinak, arealnya sangat luas dan sejuk, lengkap dengan fasilitas rekreasi keluarga seperti kolam renang dengan sirkulasi air alami, arena perkemahan, taman rekreasi, kios souvenir, rumah makan dan berbagai kopel peristirahatan. Di Tawangmangu daerah sekitarnya berupa hutan pinus yang sangat banyak. Dimana hutan ini sebagai tempat hidupnya monyet-monyet di Tawangmangu. Sehingga kelestarian hutan pinus ini harus selalu dijaga untuk menjaga kelestarian fauna langka ini.Di area lokasi pariwisata ini terdapat kolam renang untuk orang dewasa dan anak-anak. Selain itu juga alat-alat permainan untuk anak-anak kecil dari ayunan hingga jungkat-jungkit.
Untuk menuju obyek wisata Tawangmangu mudah ditempuh dengan kendaraan pribadi roda empat maupun roda dua dan angkutan umum dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum (bis) untuk menuju lokasi obyek wisata Tawangmangu. Jika ingin menggunakan kendaraan umum, pengunjung bisa naik bis besar jurusan Solo-Tawangmangu dari terminal Tirtonadi Solo dengan tarif sekitar Rp 7.500,00. Rute yang dilalui adalah Solo-Karanganyar-Karangpandan-Tawangmangu. Perjalanan dari kota Solo sampai di lokasi biasa di tempuh selama sekitar satu setengah jam. Sesampainya di terminal Tawangmangu, pengunjung yang menggunakan bis umum perlu berjalan kaki sepanjang kurang lebih satu kilometer untuk dapat mencapai lokasi obyek wisata. Atau juga biasa naik kendaraan umum L300. Ada dua pilihan pintu masuk ke dalam lokasi obyek wisata yaitu pintu 1 yang ada di bagian puncak dan pintu 2 yang ada di lereng bawah. Ketika sampai di sana pengunjung dapat langsung membeli tiket masuk dan mulai menuruni anak tangga yang banyak menuju ke tempat air terjun. Jumlah anak tangga dari tiket masuk sampai keluar dari Tawangmangu berjumlah 1.250 anak tangga. Anak tangga turun sampai naik kembali ke atas.
Prasarana dan Sarana sebagai pendukung kepariwisataan Obyek wisata Tawangmangu, antara lain Adanya Hotel dan Restoran, Biro Perjalanan Wisata / Umum, Kerajinan Cinderamata Taman, Binatang Hutan, Kolam Renang, Shelter, Warung Makan, Kios Buah-buahan, Cinderamata, Mushola, penyewaan kuda dan MCK. Berbagai jenis atraksi Wisata dan Kesenian : Seni Musik Bambu "Tek-tek", Reog, Seni Karawitan, Tari, Wayang Orang / Kulit dan Campursari.
Penduduk sekitar obyek wisata Tawangmangu mempunyai mata pencaharian yang bervariasi yakni petani, buruh tani, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang dan lain sebagainya. Dari tahun ke tahun kondisi mata pencaharian penduduk Tawangmangu berubah-ubah. Hal ini terjadi karena Tawangmangu memiliki Sektor yang menjadi andalan yaitu sektor pertanian dengan agrobisnis, perkebunan, dan pariwisata. Komoditas unggulan diantaranya jeruk keprok Tawangmangu, duku Matesih, durian, ace, salak Tawangmangu, ketele rambat, ubi kayu, kacang tanah dan jagung kuning sebagai hasil dari perkebunan dan agrobisnis. Salah satu menu favorit di Grojogan Sewu adalah sate kelinci yang biasa dijajakan di sekitar lokasi air terjun. Biasanya, penjualnya menyediakan tikar untuk menikmati sate kelinci secara lesehan. Harganya hanya 5000 sampai 6000 rupiah saja. Cukup murah dan nikmat.



Senin, 12 Desember 2011

Sunyi

Terdesit di benak jeritan hati
Yang terbelenggu jeruji-jeruji besi
Seakan terus menderu-deru
Menepis kenyataan yang membisu

Langkah kaki terus menghentak
Namun terkadang tersentak
Bahkan terhenti
Hanya karena ketakutan
Yang tak berarti